Begitu kuat hubungan batin guru dengan siswa. Ketika guru kehilangan mood mengajar, siswa kehilangan motivasi belajar. Ketika guru tidak punya persiapan mengajar, siswa tidak punya semangat menyerap pelajaran. Ketika guru sibuk dengan urusannya sendiri di kelas, siswa berlomba sibuk dengan urusannya masing-masing.
Guru datang dengan wajah berseri, siswa bermasalahpun berusaha menyambut dengan tersenyum. Guru beri perhatian penuh ke seluruh siswa, siswa beri kesetiaan untuk patuh padanya. Guru tunjukkan konsistensi ucapan dengan perbuatan, siswa tunjukkan sinyal bahwa ia terinspirasi.
Kekuatan guru ada pada kepribadian, kompetensi dan keterampilan. Melalui kepribadiannya, siswa bisa termotivasi. Melalui kompetensinya, siswa memiliki wawasan. Melalaui keterampilannya, siswa percaya diri menghadapi masalah.
Kelemahan guru juga terletak pada kepribadian, kompetensi dan keterampilan yang minus. Kepribadiannya yang apatis membuat siswa egois. Kompetensinya yang seadanya mendorong siswa meragukan cita-citanya sendiri. Keterampilannya yang minim menjadi sebab siswa menjadi rendah diri.
Guru itu sejatinya adalah siswa tanpa batasan kurikulum, ruang dan jenjang kelas. Ia harus terus belajar menata kepribadiaanya karena itu adalah sumber kekuatannya. Ia tak boleh berhenti belajar meningkatkan kompetensi karena itu adalah tuntutan profesinya. Ia harus selalu tertantang menguasai keterampilan karena itu adalah pendukung rasa percaya dirinya.
Guru itu punya banyak sumber belajar. Ia dapat belajar pencerahan kepribadian dari berbagai forum. Ia bisa meningkatkan kompetensi dari tumpukan buku-buku. Ia bisa mengasah keterampilan dari pelatihan-pelatihan.
Apapun sumber belajar guru, siswa lah yang akan memberikan ujian. Kepribadiannya diuji oleh keunikan kepribadian sisw-siswa; mampukah ia menginsiprasi mereka. Kompetensinya dievaluasi oleh perbedaan kemampuan siswa-siswa; mampukan ia menjadi guru efktif. Keterampilannya ditantang oleh tinggi rendahnya semangat siswa-siswa; mampukah ia menjadi guru kreatif.